Kediri - LSM Gerakan Masyarakat Arus Bawah (Gemah) Nusantara mendatangi kantor Kementerian Agama Kab Kediri meminta agar menghentikan dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi di lingkungan sekolah baik MTsN dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten Kediri.
Puluhan aksi damai kali ini mendatangi Kantor Kemenag di Jalan Pamenang Ngasem Kabupaten Kediri, Senen (10/2/2025) siang. Puluhan aksi dengan membawa poster yang bertuliskan 'Dunia Pendidikan Bukan Ajang Untuk Cari Keuntungan, '
Baca juga:
Ustadz Adi Hidayat: Rahasia Shalat 5 Waktu
|
Bambang Susilo selaku Ketua Umum LSM Gerakan Masyarakat Arus Bawah (Gemah) Nusantara menyayangkan maraknya dugaan pungli berkedok jariyah ataupun infak di sejumlah sekolah di bawah naungan Kemenag.
"Seperti, MTsN dan MAN dengan pungli yang cukup fantastis kalau jariyah kok nilainya ditentukan dan diwajibkan, hal ini banyak wali murid mengeluh, " ucap Bambang.
Lanjut Bambang kalau tujuannya memang jariyah ataupun infak nilainya ditentukan patut diduga ini pungli. Kalau infak ya sukarela jagan ditentukan. Hal ini semakin menambah sisi kelam dan carut marutnya dunia pendidikan di Kabupaten Kediri.
"Rakyat sudah susah kenapa masih harus di bebani dengan biaya pendidikan baik di MTs ataupun MAN. Kami juga akan bersurat ke Kementrian Agama dan ke Kajati untuk dilakukan audit di setiap sekolah, " ujarnya.
Baca juga:
Kaidah Penulisan Berita Sosial
|
Lanjut Bambang kalau memang tidak ada pungli, wali murid semua bisa dikumpulkan dimintai keterangan ada dan tidaknya dan hal ini harus terbuka.
"Mungkin ada konfrensi pers biar masyarakat juga tahu dan tidak menduga-duga. Kalau memang tidak ada pungli tapi wali murid juga takut bila bicara terbuka dikhawatirkan ada bentuk intimidasi ke siswa bila mana siswa tersebut mengatakan secara terbuka, " ungkap Bambang.
Sementara Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kab Kediri Drs Abdullah Rasyaad mengatakan terkait dengan aksi damai kita selaku kepala seksi pendidikan madrasah memberikan ruang kebebasan untuk menyampaikan pendapat sebagai bagian dari demokrasi.
"Sehingga prinsipnya kita tidak melarang kaitannya dengan aksi tersebut, sepanjang memang itu demonya aksi damai. Tentunya kita juga siap untuk memberikan klarifikasi-klarifikasi terkait dengan persoalan yang diajukan oleh para aksi.
Lanjut Rasyaad bahwa maunya dari pendemo ditemui oleh Bapak Kepala Kantor. Kemarin lusa itu sebenarnya kita sudah ditugasi oleh Kepala Kantor untuk komunikasi dengan para aksi, tapi dari aksi demo itu tidak mau kalau ditemui Kasi dan Kasubag.
"Sehingga terjadilah demo pada hari siang hari tadi. Jadi ya monggo istilahnya kita siap untuk diajak diskusi dan komunikasi dengan harapan madrasah itu tetap menjadi pilihan masyarakat menjadi bagian dari proses pendewasaan dari proses perubahan pemikiran dan perubahan tingkah laku, " ujarnya.
Ditambahkan Rasyaad bahwa anak yang belajar di madrasah itu betul-betul kelak menjadi anak yang pintar dan terampil secara keilmuan akalnya semakin cerdas secara perilaku hatinya juga semakin lembut dan akhlaknya semakin baik.
"Juga dari unsur aspek psikomotoriknya perilaku anak itu juga akan semakin keterampilan kecerdasan anak juga semakin bisa berkembang, " ujarnya.
Menurutnya kalau secara pribadi sebenarnya demo itu mungkin tidak harus terjadi sepanjang memang kita membuka kran yang namanya komunikasi.